REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah ahli dari berbagai latar belakang di Indonesia resmi membentuk lembaga think tank Brain Society Center (BS Center) di Jakarta, Selasa (10/11). Lembaga ini bergerak di bidang kajian dan penelitian terhadap isu ekonomi, politik, hukum, ideologi, sosial, budaya, dan demokrasi.
Ketua Umum BS Center Ahmadi Noor Supit menjelaskan, hasil kajian dan penelitian BS Center diharapkan mampu menjadi solusi atas berbagai permasalahan bangsa Indonesia. “Baik di ekonomi maupun bidang lain,” tuturnya dalam acara peresmian BS Center.
BS Center diperkuat oleh sejumlah pakar dari berbagai bidang. Di antaranya ahli ekologi hukum Arif Satria, ahli hukum Hamdan Zoelva, ahli teknologi dan industri 4.0 Yandra Arkeman hingga ahli ekonomi pertanian Muhammad Firdaus.
Selain itu, ada pula ahli epidemiologi Laura Navika Yamani, ahli ekonomi makro Awalil Rizki, ahli keuangan asuransi Irvan Rahardjo, ahli komunikasi Ana Mustamin hingga ahli ekonomi pembangunan Bhima Yudhistira Adhinegara.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar BS Center Didin Damanhuri menjelaskan, BS Center merupakan lembaga riset dan kajian independen. BS Center tidak berafiliasi kepada kelompok politik tertentu. Dengan begitu, hasil riset dan kajian yang dikeluarkan benar-benar untuk kepentingan bangsa dan negara.
Dalam kesempatan yang sama, Didin menuturkan, BS Center mempunyai misi membantu mengedukasi dan mensosialisasikan kebijakan publik melalui kajian mendalam untuk menawarkan alternatif dan solusi.
“BS Center juga berusaha mendorong partisipasi publik untuk terlibat dalam pengambilan dan pembuatan kebijakan publik dalam segala bidang. Seperti, aspek ideologi, politik, hukum, sosial, ekonomi ataupun budaya,” katanya.
Didin menambahkan, BS Center diharapkan dapat menjadi wadah komunikasi serta interaksi para pakar dari berbagai bidang. Hasil pemikiran para pakar tersebut akan disajikan dalam bentuk gagasan serta solusi untuk mencapai Indonesia yang lebih berkeadilan.
BS Center akan fokus pada empat aktivitas utama. “Pertama, riset serta kajian. Kedua, program seminar serta diskusi. Ketiga, pemrosesan data. Dan, keempat komunikasi, baik berupa publikasi di print media maupun digital media,” ujarnya.
Ketua MPR Bambang Soesatyo yang turut hadir dalam pendirian BS Center berharap, kehadiran BS Center mampu mengisi ruang-ruang partisipasi publik yang dinilainya belum optimal dalam memberikan kontribusi. Khususnya dalam melahirkan ide-ide segar, perspektif yang holistik dan pemikiran komprehensif.
Kehadiran BS Center juga diharapkan mampu mengemban misi untuk membantu mengedukasi dan mensosialisasikan kebijakan publik. “Terutama melalui kajian mendalam untuk menawarkan alternatif dan solusi,” ucap Bamsoet, sapaan akrabnya.
Bamsoet optimistis, BS Center akan mampu menunaikan tugas berat tersebut mengingat lembaga ini didukung oleh para pakar dari berbagai bidang keilmuan.(Republika)